Chitika

November 21, 2009

Metromini 640

Banyak perubahan yang terjadi semenjak aku dipindahkan dari Balikpapan ke ibukota negara tercinta ini, Jakarta. Termasuk untuk jenis transportasi yang digunakan untuk bepergian. Dulunya menggunakan si sepeda motor sewaan , yang kemana-mana cuma butuh 5 - 15 menit agar sampai di tempat tujuan. Kalau sekarang, aku akrab dengan si bus menengah bernama metromini. Mau tak mau hidup ini mesti dijalani. "Live must go on" kata orang kampung aku..... Jadilah aku sebagai penikmat layanan bus Metromini 640, jurusan Pasar Minggu - Tanah Abang.

Yang membuat aku juga terkejut seperdelapan mati adalah ternyata mayoritas supir dan kenek di metromini 640 yang aku tumpangi ini adalah orang dari suku Minang. Dengan logatnya yang khas dan intonasi yang rata-rata air, mudah mengenali mereka. Banyak percakapan mereka yang aku tangkap dan terkadang membuatku tersenyum2 dan merasa berada di kampung halaman lagi. Dahulu aku berprasangka kalau profesi orang minang adalah saudagar Tanah Abang saja, tetapi ternyata tidak cuma itu, termasuk supirr dan kenek ini. Bahkan aku dahulunya cuma tahu kalau profesi supir dan kenek ini dipunyai oleh mayoritas suku Batak.

Well, tidak masalah, selama profesi itu adalah profesi halal, penuh dedikasi, tidak menggunakan cara-cara haram dan tetap menjunjung etika profesi yang disepakati bersama dan tetap semangat, tidak menyerah, berkomitmen tinggi, berkrepribadian dan berakhlak mulia.., oops...opss., stop.. sudah cukup pidatonya bang !, semua orang juga tau itu. Bagaimanapun juga profesi supir dan kenek adalah profesi yang sangat membantu. Contohnya saja diriku ini yang sampai saat ini menjadi penikmat layanan ini. Siip.. siko ciek daa...

November 20, 2009

Angka dan Minangkabau

Kalaulah kita cermat memperhatikan nama-nama kabupaten/luhak, kecamatan, nagari/desa di Minangkabau a.k.a Sumatera Barat, maka kita akan menemukan banyak sekali pencantuman angka pada nama-nama tersebut. Penulisan angkanya pun beragam, ada yang menggunakan aksara angka romawi ataupun aksara angka latin. Bahkan ada nama kecamatan di daerah Padang Pariaman yang mempunyai nama dengan kombinasi angka yang unik. Nama kecamatan itu adalah "2 x 11 Enam Lingkung". Benar-benar membuat kening berkerut ketika membaca atau mendengar nama ini. Itu cuma satu dari banyak nama daerah di Minangkabau yang memakai angka dalam penamaannya. Aku mencoba untuk menuliskan beberapa diantaranya yang sejauh ini aku ketahui.

Sebut saja misalnya untuk Kabupaten, ada yang namanya Kabupaten 50 koto.
Untuk kecamatan, ada kecamatan IV Angkek Canduang, ada IV Koto.

Untuk desa/nagari, ini mungkin lebih banyak lagi, semisal :

- Di daerah kecamatan IV Angkek Canduang, Agam -->

III Jorong
III Kampuang
100 janjang
Pincuran 7
II Suku

- Kecamatan Tilatang Kamang,
XII Kampuang
Kambing VII
Nan VII
IV Kampuang
V Kampuang

- Kecamatan Palupuh
Nan V Mudiak
Nan V Hilia

- Kecamatan Banuhampu Sungai Pua
Jorong III Batu Palano
Kampuang nan V
Jorong I Batu Palano
Jorong II Batu Palano

- Kecamatan IV Koto
Limo Badak
Subarang III Jorong

- Kecamatan Matur
Luok III Koto

Di kota kelahiranku sendiri, Bukittingi, terdapat nama kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh (Aur Birugo 13). Tigo Baleh bisa berarti Tiga Belas atau Tiga Berbalas. Angka 13 yang dianggap sial di budaya barat, tidak dianggap menakutkan di sini., malahan dijadikan nama kecamatan.


Artikel ini juga ditulis ulang di blog penulis yang baru :
https://www.huzefril.com/posts/budaya/minangkabau/angka-dan-minangkabau/

Chitika


HTML Hit Counters